Abstraksi
- Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II tahun 2015 naik sebesar 5,44 persen (y-on-y) terhadap triwulan II tahun 2014. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya, naik 16,43 persen, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, naik 13,13 persen dan jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan, naik 9,43 persen. Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri pakaian jadi, turun 12,77 persen, industri alat angkutan lainnya, turun 6,52 persen, dan industri kertas dan barang dari kertas, turun 5,63 persen.
- Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II tahun 2015 naik sebesar 2,34 persen (q-to-q) terhadap triwulan I tahun 2015. Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan terbesar adalah industri makanan, naik 9,84 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik, naik 8,61 persen, dan industri mesin dan perlengkapan ytdl, naik 8,60 persen. Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri pakaian jadi, turun 5,62 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, turun 4,28 persen dan industri alat angkutan lainnya, turun 3,04 persen
- Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II tahun 2015 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Maluku Utara naik 29,41 persen, Provinsi Aceh naik 14,98 persen, dan Provinsi Sumatera Selatan naik 13,73 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Sumatera Barat turun 6,06 persen, Provinsi Sulawesi Barat turun 1,20 persen, dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun 0,45 persen.
- Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II tahun 2015 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Maluku Utara naik 12,02 persen, Provinsi Kepulauan Riau naik 11,42 persen, dan Provinsi Riau naik 11,12 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Sulawesi Selatan turun 0,84 persen, Provinsi Gorontalo turun 0,80 persen, dan Provinsi Maluku turun 0,59 persen.
Untuk informasi selengkapnya klik
disini.